By Anniltal Manzilah
1.
Pertanyaan:
Apakah segala sesuatu di alam semesta ini memiliki
pola?
Jawaban:
Sebuah pola itu bukan pola bagi orang yang tidak
memahami. Sebuah jalan bukan jalan bagi orang yang tidak memahami. Segala
sesuatu itu sudah didesain oleh Tuhan, dan semuanya berpola. Namun, tidak semua
pola itu kita sadari atau kita ketahui.
2.
Pertanyaan:
Apakah hakekat perbedaan dalam persatuan?
Jawaban:
Bhinneka tunggal ika. Orang berbeda dalam banyak hal,
tapi bisa bersama dalam beberapa hal. Setia orang itu berbeda, namun semua
orang itu sama. Sama-sama makhluk Tuhan, sama-sama hidup dan akan mati, namun
tidak ada manusia yang benar-benar sama, karena manusia terikat oleh ruang dan
waktu.
3.
Pertanyaan:
Kapan sesuatu itu disebut sebagai mimpi?
Jawaban:
Mimpi itu bisa diingat kembali, ada pula yang tidak.
Mimpi memiliki tingkatan kualitas, dari rendah sampai tinggi. Mimpi yang dapat
diingat meskipun sudah sangat lama, artinya mimpi itu benar-benar bermakna atau
disebut mimpi dengan tingkatan kualitas tinggi.
4.
Pertanyaan:
Apakah perbedaan antara cinta dan sayang?
Jawaban:
Perbedaan antara sayang dan cinta tergantung pada
bagaimana orang tersebut mendefinisikan cinta dan sayang, karena tidak ada
definisi mutlak untuk cinta dan sayang. Jadi, cinta dan sayang hanya dapat
didefinisikan berdasarkan intuisi. Oleh karena itu, kita tidak dapat
menyebutkan secara pasti perbedaan cinta dan sayang, namun kita dapat
melihatnya berdasarkan konteksnya. Jadi, cinta dan sayang itu kontekstual. Kita
dapat melihat perbedaan sayang dan cinta berdasarkan konteks, dan menggunakan
intuisi.
5.
Pertanyaan:
Obyek filsafat itu terbagi dari benda yang ada dan
yang mungkin ada. Mengapa tidak ada penggolongan sendiri untuk benda yang tidak
ada?
Jawaban:
Benda yang tidak ada, di masa depan atau di waktu
berikutnya dapat menjadi ada, karena kita juga tidak pernah tau apa yang akan
terjadi d masa mendatang, sehingga kita menggolongkan benda yang tidak ada ke
dalam benda yang mungkin ada. Jika benda yang tidak ada itu kemudian suatu saat
berwujud, maka benda yang tidak ada itu akhirnya masuk dalam penggolongan benda
yang ada.
6.
Pertanyaan:
Bagaimana ciri guru matematika yang galak?
Jawaban:
Tidak ada hakekat untuk guru yang galak, namun dapat
kita lihat ciri-cirinya. Contohnya, guru yang galak biasanya mudah marah,
toleransinya kecil, suka memaksakan kehendak, dll.
7.
Pertanyaan:
Bagaimana menghadapi orang yang enggan berbagi ilmu?
Jawaban:
Kita mengajarkan ilmu dengan komunikasi, jadi jika
yang mengajarkan ilmunya tidak ikhlas, maka kita hanya dapat mendoakan agar
ilmu yang diajarkannya dapat menjadi bermanfaat. Di negara-negara capital, karya-karya
guru sudah mulai dijual dan menjadi bisnis. Orang-orang di sana sudah mulai
melabeli harga untuk hasil pikir mereka.
8.
Pertanyaan:
Bagaimana cara memberikan pemahaman kepada guru
matematika tentang metode dan strategi-strategi pembelajaran modern?
Jawaban:
Kita tidak boleh selalu memandang orang lain sebagai
obyek, yang harus selalu diberikan pemahaman, disuapi, dan dikenakan
perlakuan-perlakuan sejenis. Kita harus mulai memandang orang lain sebagai
subjek dan memberikan mereka kesempatan untuk membangun pemahaman sendiri,
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Kita hanya perlu mengatur situasi
atau menciptakan kondisi sedemikian rupa agar dari kondisi atau situasi
tersebut, orang dapat belajar dan membangun pengetahuannya.
9.
Pertanyaan:
Apa saja yang menjadi penyebab krisis multidimensi?
Jawaban:
Penyebab terjadinya krisis multidimensi salah satunya
adalah guru. Guru yang berpikiran bahwa belajar adalah transfer ilmu adalah
guru yang selalu menganggap siswanya sebagai tong kosong, sehingga siswa terus
diisi dan disuapi. Hal semacam inilah yang menyebabkan siswa kehilangan
intuisinya dalam matematika.
10. Pertanyaan:
Mengapa belajar filsafat itu sulit?
Jawaban:
Berfilsafat memang bukan hal yang mudah, karena dalam
mempelajari filsafat prinsip belajarnya adalah ekstensif dan intensif, yaitu
luas seluas-luasnya dan dalam sedalam-dalamnya.
11. Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan hermeneutika?
Jawaban:
Hermeneutika dalam Islam adalah siaturrahmi. Jadi,
dalam belajar, kita harus bersilaturrahmi dengan ilmu pengetahuan tu sendiri.
12. Pertanyaan:
Apakah ada keterkaitan antara khayalan dan cita-cita?
Jawaban:
Cita-cita adalah khayalan, namun khayalan belum tentu
cita-cita. Cita-cita adalah khayalan yang memenuhi syarat-syarat atau cirri
tertentu. Cita-cita adalah khayalan yang memiliki latar belakang, jadi
cita-cita adalah khayalan yang memiliki hal yang mendasarinya, bukan asal
berkhayal. Jadi, cita-cita adalah khayalan yang dapat dipertanggung jawabkan.
13. Pertanyaan:
Apakah hakekat dari sombong?
Jawaban:
Sombong memiliki tingkatan definisi. Definisi bagi
orang awam, definisi sombong menurut ilmu psikologi, dan definisi sombong
terkait dengan spiritual. Namun, kita tidak harus mendefinisikan sombong secara
formal menurut ilmu tertentu, karena pada dasarnya kita dapat mendefinisikan
sombong berdasarkan intuisi. Jadi, kita dapat melihat ke situasi-situasi di
mana orang mengatakan orang lain sombong, dan mendefinisikan sombong dengan
intuisi.
No comments:
Post a Comment