Sunday, January 6, 2013

Refleksi Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika 10 Desember 2012 (Tanya-Jawab)


By Anniltal Manzilah

1.    Pertanyaan:
Apakah segala sesuatu di alam semesta ini memiliki pola?
Jawaban:
Sebuah pola itu bukan pola bagi orang yang tidak memahami. Sebuah jalan bukan jalan bagi orang yang tidak memahami. Segala sesuatu itu sudah didesain oleh Tuhan, dan semuanya berpola. Namun, tidak semua pola itu kita sadari atau kita ketahui.
2.    Pertanyaan:
Apakah hakekat perbedaan dalam persatuan?
Jawaban:
Bhinneka tunggal ika. Orang berbeda dalam banyak hal, tapi bisa bersama dalam beberapa hal. Setia orang itu berbeda, namun semua orang itu sama. Sama-sama makhluk Tuhan, sama-sama hidup dan akan mati, namun tidak ada manusia yang benar-benar sama, karena manusia terikat oleh ruang dan waktu.
3.    Pertanyaan:
Kapan sesuatu itu disebut sebagai mimpi?
Jawaban:
Mimpi itu bisa diingat kembali, ada pula yang tidak. Mimpi memiliki tingkatan kualitas, dari rendah sampai tinggi. Mimpi yang dapat diingat meskipun sudah sangat lama, artinya mimpi itu benar-benar bermakna atau disebut mimpi dengan tingkatan kualitas tinggi.
4.    Pertanyaan:
Apakah perbedaan antara cinta dan sayang?
Jawaban:
Perbedaan antara sayang dan cinta tergantung pada bagaimana orang tersebut mendefinisikan cinta dan sayang, karena tidak ada definisi mutlak untuk cinta dan sayang. Jadi, cinta dan sayang hanya dapat didefinisikan berdasarkan intuisi. Oleh karena itu, kita tidak dapat menyebutkan secara pasti perbedaan cinta dan sayang, namun kita dapat melihatnya berdasarkan konteksnya. Jadi, cinta dan sayang itu kontekstual. Kita dapat melihat perbedaan sayang dan cinta berdasarkan konteks, dan menggunakan intuisi.
5.    Pertanyaan:
Obyek filsafat itu terbagi dari benda yang ada dan yang mungkin ada. Mengapa tidak ada penggolongan sendiri untuk benda yang tidak ada?
Jawaban:
Benda yang tidak ada, di masa depan atau di waktu berikutnya dapat menjadi ada, karena kita juga tidak pernah tau apa yang akan terjadi d masa mendatang, sehingga kita menggolongkan benda yang tidak ada ke dalam benda yang mungkin ada. Jika benda yang tidak ada itu kemudian suatu saat berwujud, maka benda yang tidak ada itu akhirnya masuk dalam penggolongan benda yang ada.
6.    Pertanyaan:
Bagaimana ciri guru matematika yang galak?
Jawaban:
Tidak ada hakekat untuk guru yang galak, namun dapat kita lihat ciri-cirinya. Contohnya, guru yang galak biasanya mudah marah, toleransinya kecil, suka memaksakan kehendak, dll.
7.    Pertanyaan:
Bagaimana menghadapi orang yang enggan berbagi ilmu?
Jawaban:
Kita mengajarkan ilmu dengan komunikasi, jadi jika yang mengajarkan ilmunya tidak ikhlas, maka kita hanya dapat mendoakan agar ilmu yang diajarkannya dapat menjadi bermanfaat. Di negara-negara capital, karya-karya guru sudah mulai dijual dan menjadi bisnis. Orang-orang di sana sudah mulai melabeli harga untuk hasil pikir mereka.
8.    Pertanyaan:
Bagaimana cara memberikan pemahaman kepada guru matematika tentang metode dan strategi-strategi pembelajaran modern?
Jawaban:
Kita tidak boleh selalu memandang orang lain sebagai obyek, yang harus selalu diberikan pemahaman, disuapi, dan dikenakan perlakuan-perlakuan sejenis. Kita harus mulai memandang orang lain sebagai subjek dan memberikan mereka kesempatan untuk membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Kita hanya perlu mengatur situasi atau menciptakan kondisi sedemikian rupa agar dari kondisi atau situasi tersebut, orang dapat belajar dan membangun pengetahuannya.
9.    Pertanyaan:
Apa saja yang menjadi penyebab krisis multidimensi?
Jawaban:
Penyebab terjadinya krisis multidimensi salah satunya adalah guru. Guru yang berpikiran bahwa belajar adalah transfer ilmu adalah guru yang selalu menganggap siswanya sebagai tong kosong, sehingga siswa terus diisi dan disuapi. Hal semacam inilah yang menyebabkan siswa kehilangan intuisinya dalam matematika.
10.  Pertanyaan:
Mengapa belajar filsafat itu sulit?
Jawaban:
Berfilsafat memang bukan hal yang mudah, karena dalam mempelajari filsafat prinsip belajarnya adalah ekstensif dan intensif, yaitu luas seluas-luasnya dan dalam sedalam-dalamnya.
11.  Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan hermeneutika?
Jawaban:
Hermeneutika dalam Islam adalah siaturrahmi. Jadi, dalam belajar, kita harus bersilaturrahmi dengan ilmu pengetahuan tu sendiri.
12.  Pertanyaan:
Apakah ada keterkaitan antara khayalan dan cita-cita?
Jawaban:
Cita-cita adalah khayalan, namun khayalan belum tentu cita-cita. Cita-cita adalah khayalan yang memenuhi syarat-syarat atau cirri tertentu. Cita-cita adalah khayalan yang memiliki latar belakang, jadi cita-cita adalah khayalan yang memiliki hal yang mendasarinya, bukan asal berkhayal. Jadi, cita-cita adalah khayalan yang dapat dipertanggung jawabkan.
13.  Pertanyaan:
Apakah hakekat dari sombong?
Jawaban:
Sombong memiliki tingkatan definisi. Definisi bagi orang awam, definisi sombong menurut ilmu psikologi, dan definisi sombong terkait dengan spiritual. Namun, kita tidak harus mendefinisikan sombong secara formal menurut ilmu tertentu, karena pada dasarnya kita dapat mendefinisikan sombong berdasarkan intuisi. Jadi, kita dapat melihat ke situasi-situasi di mana orang mengatakan orang lain sombong, dan mendefinisikan sombong dengan intuisi.

No comments:

Post a Comment