Anakku...bagaimana
harimu?
Adakah kau
bahagia hari ini?
Ibu begitu merindukanmu, Nak...
Ibu merindukan tawamu...
Ibu merindukan tangismu...
Ibu merindukan saat-saat bersamamu...
Anakku...
Sembilan bulan engkau berada dalam kandungan ibu...
ibu mengerti sedihmu...
ibu memahami bahagiamu...
setiap hari, tanpa lelah dan tanpa mengeluh, ibu berusaha memenuhi semua keinginanmu...
Sembilan bulan engkau berada dalam kandungan ibu...
ibu mengerti sedihmu...
ibu memahami bahagiamu...
setiap hari, tanpa lelah dan tanpa mengeluh, ibu berusaha memenuhi semua keinginanmu...
Anakku...
jangan pernah lupakan ibu, Nak...
meski ibu tak dapat berada di sisimu lagi...
meski ibu tak mampu mendampingimu lagi, ibu tetap menyayangi dan mencintaimu...
cinta ibu untukmu takkan pernah berkurang,
meski kita terpaut oleh jarak, meski kita terpisah oleh ruang, ibu akan tetap mencintaimu...
jangan pernah lupakan ibu, Nak...
meski ibu tak dapat berada di sisimu lagi...
meski ibu tak mampu mendampingimu lagi, ibu tetap menyayangi dan mencintaimu...
cinta ibu untukmu takkan pernah berkurang,
meski kita terpaut oleh jarak, meski kita terpisah oleh ruang, ibu akan tetap mencintaimu...
Anakku...
hentikan tangisanmu, Nak...
tak mampu ibu melihatmu menangis...
tak sanggup ibu menyaksikanmu berurai air mata...
ingin rasanya ibu berada di sisimu untuk menghapus tetesan-tetesan kesedihan dari matamu yang dulu selalu berbinar...
hentikan tangisanmu, Nak...
tak mampu ibu melihatmu menangis...
tak sanggup ibu menyaksikanmu berurai air mata...
ingin rasanya ibu berada di sisimu untuk menghapus tetesan-tetesan kesedihan dari matamu yang dulu selalu berbinar...
Anakku...
Ibu masih ingat bagaimana saat pertama kali mengantarmu ke sekolah...
kau pakai seragam barumu dengan bangga,
kau berjalan menggandeng tangan ibu dengan penuh semangat,
Senyummu adalah pelipur lara ibu...
tawamu adalah sumber kebahagiaan ibu...
Ibu masih ingat bagaimana saat pertama kali mengantarmu ke sekolah...
kau pakai seragam barumu dengan bangga,
kau berjalan menggandeng tangan ibu dengan penuh semangat,
Senyummu adalah pelipur lara ibu...
tawamu adalah sumber kebahagiaan ibu...
Anakku...
Dimanapun engkau, seperti apapun rentang jarak dan ruang memisahkan kita,
mata indahmu akan selalu ibu ingat...
senyum nakalmu akan selalu terbayang dalam benak ibu...
canda tawamu akan menjadi kenangan tak terlupakan di hati ibu...
Dimanapun engkau, seperti apapun rentang jarak dan ruang memisahkan kita,
mata indahmu akan selalu ibu ingat...
senyum nakalmu akan selalu terbayang dalam benak ibu...
canda tawamu akan menjadi kenangan tak terlupakan di hati ibu...
Jangan
menangis, anakku...
karena takkan putus cinta ibu untukmu...
takkan lapuk kasih ibu padamu...
karena takkan putus cinta ibu untukmu...
takkan lapuk kasih ibu padamu...
Jangan
bersedih, Nak...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu hari lagi, takkan ibu biarkan kau jauh dari pandangan...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu jam lagi, hanya tawamu yang ingin ibu dengar...hanya senyummu yang ingin ibu lihat...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu menit lagi, ibu akan berikan pelukan terhangat untukmu...hingga takkan hilang kehangatan itu, meski tak ada lagi ibu di sisimu...
dan jika Tuhan hanya memberi ibu satu detik lagi, maka biarkan ibu menghapus air matamu, Nak...
Biarkan ibu jauhkan kesedihan darimu...
karena hanya bahagiamu yang ingin ibu lihat...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu hari lagi, takkan ibu biarkan kau jauh dari pandangan...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu jam lagi, hanya tawamu yang ingin ibu dengar...hanya senyummu yang ingin ibu lihat...
Seandainya Tuhan memberi ibu satu menit lagi, ibu akan berikan pelukan terhangat untukmu...hingga takkan hilang kehangatan itu, meski tak ada lagi ibu di sisimu...
dan jika Tuhan hanya memberi ibu satu detik lagi, maka biarkan ibu menghapus air matamu, Nak...
Biarkan ibu jauhkan kesedihan darimu...
karena hanya bahagiamu yang ingin ibu lihat...
Tapi tak ada
satu hari itu, tak ada satu jam tambahan itu, tak ada semenit dan sedetik
itu...Hingga kini ibu hanya mampu menatapmu menangisi jasad ibu yang terkulai
lemah di hadapanmu...
Jasad yang
kini hanya bernilai seonggok daging dan tulang-belulang, yang tak mampu lagi
menemanimu...
Selamat
tinggal, Anakku...
Nak, Ibu sayang padamu...
Nak, Ibu sayang padamu...